Sebenarnya aku sudah cukup lama dapat email dari teman tentang pepes ikan mas ini tapi karena aku bukan penggila ikan mas ya jadilah aku cuekin. Baru beberapa hari yang lalu pas kita berada di daerah Pondok Indah jadilah kita meluncur ke Point Square tempat dimana ‘Warung Sunda Cobek’ berada.

Dari tampilan menunya menyiratkan ke sundaannya, bertatakan piring yang terbuat dari anyaman bambu dan beralaskan daun pisang penyajian makanan dipadu dengan lalapan dan cobek kecil berisikan sambal dengan seiris jeruk limau.

kali ini saya dan teman menyantap makanan dengan harga paket yang terdiri dari nasi putih, ayam goreng, tahu dan tempe plus lalapan beserta sambalnya. Semangkuk kecil sayur asem berisikan belinjo dan sayuran lainnya menyertai menu ini.

Lain hal nya dengan teman dia memesan menu yang berlauk pepes ikan mas sementara yang lain isinya sama. Nah inilah yang sempat membuat aku penasaran. Jujur saja aku belum pernah makan pepes ikan mas, biasanya yang paling aku suka dari makanan berbungkus daun pisang adalah asem – asem (garang asem), aneka bothok dan untuk pepes yang menjadi favorit aku adalah pepes ‘pindang endo (teri nasi) dan juga pepes udang.

Nah uniknya disini setelah dipaksa aku coba menikmati pepesan ini secuil, wow ternyata rasanya sedap juga. Rasanya persis dengan pepes udang buatan mama, hmmmm. Tanpa rasa sungkan lagi aku memindahkan daun kemangi bercampur cabe dan daun salam ke dalam piringku. Andaikan pepesan tersebut adalah pepes udang yang sudah dikupas kulitnya, wow… pastinya akan sedap sekali.

Karena pada dasarnya aku tidak bisa makan makanan yang terlalu pedas jadilah aku cuma ’toel’ sedikit sambal dari cobek kecil ini. Bukan karena rasa sambalnya tetapi karena sudah kepedasan dengan cabe dari bumbu pepes ikan mas.

Aku pun mengusulkan untuk menu baru ke pihak restoran ini, ya pepes udang kupas dengan bumbu dari pepes ikan mas, mudah – mudahan usulan diterima dan untuk kedepannya tersaji di tempat ini. Hmmm membayangkan rasa pepes udang kupas berbumbu kemiri berpadu dengan daun kemangi dan daun salam membuat aku ngeces sendiri.

Sampai jumpa di petualangan lidah berikutnya.

Regards, Plux