Semoga tidak bosan dengan hidangan dari laut. Kalau tempo hari petualangan lidah sampai di cumi hitam ala Lombok Ijo, kali ini hidangan Makasar yang cumi nya di goreng dengan tepung, mirip calamary tapi sayatannya bukan berbentuk bulat melainkan persegi. Bagi kokiers yang mempunyai masalah dengan kolesterol tinggi sebaiknya berhati – hati memilih menu. Mungkin lebih bijaksana kalau hidangan kepiting telor dihindari.

Nama rumah makannya adalah Dinar, berada di depan (seberang) Mega Mall Pluit yang berbatasan dengan danau buatan. Tempatnya satu deret dengan Ace Hardware, Amigos dan beberapa restaurant lainnya. Di rumah makan ini menyediakan area bebas merokok yang berada di sayap dan bisa melihat danau buatan, sementara yang tidak merokok berada di dalam dan ber AC.

Masakan yang selalu aku pesan kalau berkunjung ke sini adalah cumi ala dinar. Bentuknya panjang, berbalut tepung berasa nyaman dilidah. Entah bagaimana cara mengolahnya yang jelas kesan ’berminyak’ tidak aku jumpai di hidangan ini dengan kata lain minyak sudah benar benar ditiriskan dengan baik.

Sambal ini adalah sambal fovorit teman yang turut serta dalam petualangan lidah kali ini. Tetapi aku malah tidak menyentuhnya sama sekali karena sudah kepedasan dengan rasa lada dari kepiting lada hitam yang kita pesan juga. Sambal tersebut terbuat dari irisan tomat, cabe dan juga sedikit bawang merah.

Untuk hidangan kepiting, aku lebih menyukai bagian cangkang yang bertelor padat dan kali ini keinginan untuk menyantap telor kepiting jadi terwujud. Hmmmm ternyata bukan hanya cangkangnya saja yang penuh dengan butiran telor tetapi di badan kepitingnya juga sarat dengan butiran berwarna oranye ini. Pedasnya lada hitam menambah semarak lidah untuk bergoyang lebih ’nginul’ lagi

Untuk pilihan sayur, aku memilih kangkung belacan yang rasanya juga nikmat disantap dengan kepiting maupun cumi tepung. Tingkat kerenyahan nya juga pas di lidah dan lidah pun menjadi semakin ’nginul’.

Teman yang doyan dengan sambal memesan sambal terasi mangga muda. Aku hanya nyocol nyocol dikit sambal ini. Hmmmm rasanya kalau diteruskan mungkin ’nginul’nya jadi semakin dalam, dalam dan dalam… alias kepedasan sshhh… hah… hah… hah…

Hidangan penutup kali ini ditutup dengan es pisang ijo khas Makasar. Terbuat dari bisang berbalut tepung dan es serut plus sirup. Ada juga campuran santan yang dicampur dengan tepung entah tepung apa yang jelas es pisang ijo ini menuntaskan petualangan lidah kali ini.

Aneka jenis hidangan laut tersedia disini mulai dari kerang kerangan, udang dan ikan. Ada satu jenis ikan yang jarang aku temui di rumah makan lain, yaitu ikan kudu kudu. Kulitnya keras seperti batu. Sayang kita cuma berdua makannya kalau banyak teman yang makan kan bisa pesan menu yang lain. Hmmmmmmm

Sampai jumpa di petualangan lidah berikutnya.

Regards, Plux