Terkadang kita sebel dengan orang yang jualan tapi bikin macet jalanan, walaupun bukan macet total tapi dengan jalanan tersendat aja bikin dongkol hmmmm nyebelin sih pasti, tapi dari sebel bisa berujung pada rasa penasaran, apa sih yang dijual? Memangnya seperti apa sih rasanya, kok sampai mobil dan motor berderet disana?

Dari rasa penasaran itu aku berhenti dan mencoba untuk tau apa sih yang membuat jalanan macet. Itu beberapa saat yang lalu, tapi sekarang jika lewat jalan ini, ya maklum lah kalau jalan jadi agak sedikit tersendat, lha memang rasa dari yang dijual bukan hanya memperkosa lidah tapi juga membuat lidah ber’karma-sutra’… waduh, apalagi ini hahaha.

Ya, mie ayam adalah barang dagangan yang mampu menyedot perhatian orang, bahkan tak jarang orang kesini hanya mau makan mie yang berharga tujuh ribu rupiah ini. Mienya di sajikan dengan bakso dan pangsit goreng sebagai aksesorisnya tentu saja ayam cincang menjadi aksesoris utamanya.

Tak heran dalam sekali pembuatan tak kurang dari 15 mangkok mie sekaligus dalam sekali proses. Hmmmm dan begitu mangkok – mangkok tersebut sudah lengkap semuanya dan dihidangkan, mangkok baru mulai disiapkan dan proses pembuatan pun dimulai lagi.

Untuk makan ditempat, sudah disediakan kursi bakso alias kursi plastik dan juga ada bangku dari kayu. Sebagai informasi, mie ini buka setiap hari dari pagi sampai dengan habis. Nah jam habisnya bervariasi, kadang jam 11 atau lebih dikit tapi jika kesini sore hari tempat ini sudah bersih alias abang penjualnya sudah pulang.

Untuk pesanan dibawa pulang, boleh saja. Dilengkapi dengan sumpit dan juga sambal terpisah. Abang – abang penjual yang berasal dari wonogiri ini sudah terampil, sehingga pesanan kita dengan cepat dilayaninya. Tentu saja first come first serve. Jangan lupa jika anda tidak mau mie dibubuhi penyedap rasa, tinggal bilang dengan penjualnya.

Hmmmm jika penasaran, datang saja ke sini, untuk alamat jelasnya tidak terdaftar karena memang menempati lahan kosong di pinggir jalan, tapi sebagai patokan jika kita datang dari Pejompongan / Benhil lurus kearah jalan Panjang, setelah perempatan simprug, ambil jalan yang lurus bukan yang menuju Pondok Indah, tetapi yang menuju Permata Hijau. Tempatnya tak jauh dari flyover Simprug sejajar dengan rel kereta api.

Sampai jumpa di petualangan lidah berikutnya.

Regards, Plux