Ketika turun dari pesawat, bayangan nasi campur ini sudah ada di pelupuk mata. Hmmm rasanya memang membuat ketagihan. Daging ayam suwir beserta pernak pernik lainnya berasa pas banget di lidah.

Dalam perjalanan menuju Ubud, kita mampir sejenak di sebuah rumah makan yang terletak di Denpasar. Suasana di rumah makan ini cukup menyenangkan, dengan jendela di sana sini memungkinkan angin berhembus ke dalam ruangan. Halaman di sudut belakang juga memberikan udara mampir dengan sejuknya. Jarak antar meja pun di buat agak renggang sehingga para tamu pun menjadi nyaman menyantap hidangan disini.

Menu andalan dari rumah makan ini apalagi kalau bukan nasi campurnya, hmmmm… memang bener bener yummy. Daging ayam suwirnya berasa empuk, jadi teringat masakan bumbu rujak ayam. Sementara sate lilit ayamnya juga nikmat, telor bumbunya sama nikmatnya. Yang tak kalah nikmat adalah pepes ayam cincang, wow,  yang ini beneran membuat lidah tak berhenti berdecap.

Yang membedakan dengan nasi campur Bali yang aku sering makan adalah, di rumah makan ini di sajikan juga sup sebagai teman makan nasi campur ini. Sup yang terdiri dari campuran sayuran ini rasanya juga sedap. Menurut informasi dari teman, Rumah Makan Satria juga mempunyai cabang di wilayah lain di Denpasar, sayang alamat pastinya kurang tahu.

 

Tertarik makan disini?

RM Satria, Jl. WR Supratman 254 Denpasar, Bali

———

Masih berbicara tentang nasi campur Bali, sewaktu berada di Ubud, pagi hari aku di tanya oleh penjaga penginapan, mau makan apa? Tentu saja nasi campur yang aku pesan. Dan dari perbincangan dengan Made, penjaga penginapan nasi campur yang enak di sekitar aku menginap adalah di warung Bu Mangku, Kedewatan.

Maklum tempat aku menginap agak masuk ke areal persawahan dimana sungai, hutan bambu dan sawah adalah hamparan alam di sekelilingnya. Jadi untuk urusan perut aku pasrahkan kepada penjaga penginapan yang sudah hafal seluk beluk dan kemauan tamunya.

Setelah capek menyusuri sungai dan hutan bambu, sebungkus nasi campur yang dikemas model kerucut ada di meja makan. Dan rasanya? Enakkkkk gila, yang membedakan dengan nasi campur yang sebelumnya aku santap adalah, di nasi bungkus ini ada sambal yang berasa agak asin – asin pedas nikmatttt sekali. Hmmm… kapan ya bisa ke sana lagi.

Mau coba?

Warung Bu Mangku, Kedewatan, Ubud – Bali

 

Sampai jumpa di petualangan lidah berikutnya

Regards, Plux