Rumah makan ini terletak di jalan Raya Enrekang, berada di sebelah kiri arah dari Toraja menuju Pare Pare. Walaupun berada di tempat yang jauh dari hiruk pikuknya kota besar tidak lantas membuat tempat makan ini sepi dari pengunjung. Pastinya tamu datang silih berganti. Tepatnya tempat makan ini berada di komplek Pasar Cakke, salah satu desa di Enrekang yang terkenal sebagai penghasil bawang merah di wilayah Indonesia Timur.

Yang terkenal dari rumah makan ini adalah Nasu Cemba, yaitu masakan berkuah yang berupa daging sapi dimasak dengan bumbu – bumbu tertentu ditambah dengan daun Cemba, yaitu daun pohon asam khas daerah ini tetapi bikan asam Jawa.

IMG_0142

RM Ade, Enrekang – www.infomakan.com

IMG_0140

RM Ade, Enrekang – www.infomakan.com

IMG_0135

RM Ade, Enrekang – www.infomakan.com

Kesegaran masakan ini terasa dari seruputan kuah pertamanya, hmmm… Nikmat dengan rasa asam tetapi tidak terlalu pekat. Dagingnya sendiri berasa empuk sekali. Maklum proses memasaknya sendiri berlangsung selama tak kurang dari 2 jam. Untuk hari-hari tertentu tersedia Nasu Cemba Kikil. Sayang pada saat kunjungan Plux ke tempat makan ini hidangan tersebut sudah habis. Hmmm…. Sepertinya agenda berikutnya jika mengunjungi Tana Toraja adalah mampir ke tempat ini untuk menikmati Nasu Cemba Kikil.

Nasu sendiri dalam bahasa setempat berarti masak (memasak) sehingga Nasu Cemba bisa diartikan memasak dengan daun Cemba. Hidangan ini rasanya mirip dengan “Asem Asem Daging Daun Kedondong” yang resepnya pernah Plux muat disini.

Dari hasil bincang-bincang dengan penjualnya, tempat makan ini buka dari pagi hari sampai dengan jam 12 malam. Jika kebetulan kita melintas di daerah ini pada malam hari dan kebetulan sudah tutup, silahkan ketukĀ  saja, maka kita akan di perbolehkan untuk merasakan nikmatnya semangkuk Nasu Cemba khas RM Ade. Sure, I will.

RM Ade, Jl. Jend. Sudirman No. 42 Cakke (Pasar Sentral Cakke Blok A No. 1-2), Enrekang. Telp. 082394155154

Lokasi : https://maps.google.com/maps?q=-3.4089%2C119.8011

Sampai jumpa di petualangan lidah berikutnya.

Regards,
Plux