Seperti persekutuan pada umumnya selalu akan menghasilkan kekuatan yang dahsyat, apalagi jika yang bersekutu adalah bumbu bumbu dapur, tanpa adanya interupsi dan orasi apalagi demonstrasi, kekuatannya merasuk dan akhirnya membuat tangan tanpa sadar mengelus perut…. Nikmat…

Setelah sekian lama berkutat dengan menu dari ayam dan teman temannya, kali ini pengembaraan lidah ingin mencicipi rasa masakan pesisir. Terletak di komplek Taman Sari berseberangan dengan Benton Junction di Lippo Karawachi.

Rumah makan yang dinamai Lombok Ijo oleh pemiliknya ini cukup luas dengan konsep terbuka yang memungkinkan angin keluar masuk dengan semilirnya. Disekelilingnya terdapat kolam ikan dan juga beberapa pohon kelapa menghiasi pelatarannya.

Begitu duduk, kami langsung melihat menu yang disodorkan. Dan sejauh mata memandang, cumi tinta menarik perhatianku. Waks ada cumi hitam? Aku lebih suka menyebutnya cumi hitam daripada cumi tinta. Aku belum pernah menemukan masakan cumi hitam di Jakarta, yang banyak disajikan di rumah makan biasanya adalah cumi goreng tepung alias calamari atau cumi bakar. Cumi hitam adalah salah satu masakan favorit aku. Sewaktu masih kecil dulu, ada 2 macam masakan dari cumi yang sering di buat oleh mama, cumi oseng yang kering dan cumi kuah, dua dua nya hitam. Dan cumi yang dimasak pun dari jenis yang kecil – kecil atau di daerah ku lebih di kenal dengan sebutan Nus.

Menurut keterangan dari pramusaji, ada dua jenis masakan cumi hitam khas Cirebonan di sini, cumi hitam lombok ijo dan cumi hitam kering. Daripada penasaran aku memesan keduanya. Sementara teman mempersilahkan aku untuk memilih menu yang lain jadilah Kepiting Telor asin menjadi pilihan berikutnya. Ditambah dengan tahu berontak, tempe mendoan dan kerang dara rebus sebagai hidangan pembuka.

Sambil menunggu proses masak memasak, aku meminta beberapa piring kecil untuk persiapan motret, menurutku makanan akan lebih mdah kalau motretnya diambil sebagian. Dan setelah masakan datang buru buru aku bawa ke meja sebelah yang kebetulan kosong, apalagi kalau bukan untuk diabadikan. Teman pun terpaksa harus rela menunggu walaupun lidah sudah bergoyang.

Ini adalah cumi hitam lombok ijo, disajikan dengan beberapa potong timun dan tomat plus daun selada sebagai pemanis. Terdiri dari anakan cumi dan potongan besar besar cabe hijau. Rasanya hmmmm

Dan yang ini adalah cumi goreng kering. Dari kedua jenis cumi hitam tersebut mempunyai rasa yang susah dilukiskan dengan kata kata alias bablas blas masuk mulut dan meluncur kedalam perut dengan suksesnya. Cumi yang di gunakan untuk masakan ini adalah anakan cumi jadi jangan berharap mendapatkan yang ada telor nya hiks, padahal telor cumi tuh rasanya hmmmm… dagingnya cumi hitam ini walaupun kering tetap empuk.

Berkali kali tendangan si cumi yang bersekutu dengan bumbu menghantam indra pencecap. Dan desahan nafas beradu dengan efek dari hantaman si hitam menjadikan kenikmatan tersendiri. Hitam rupamu namun tak sehitam rasamu.

Lain cumi lain pula kepiting. Dari masakan yang disajikan masih menyiratkan sisa sisa kegagahan si kepiting. Kembali aku ambil sebagian yang akan aku santap, hmmm karena kepiting nya tidak bertelor aku ambil bagian capit. Biasanya aku paling suka bagian cangkang yang penuh dengan telor.

Komentar dari teman yang ikut menikmati hidangan ini adalah lezzzatttt, rasa masir dari telor asin terasa disini, begitu menyentuh lidah lessss seperti berpasir. Kembali persekutuan bumbu bumbu dapur sukses menghantam lidah yang membuat nya menari nari. Dari informasi pemiliknya rasa dari kepiting ini adalah perpaduan antara Singapore dan Bali.

Akhirnya semangkuk es mangga menjadi hidangan penutup, rasa asam dan manis menyaput lidah melengkapi nikmatnya sajian pesisir kali ini. Ternyata bukan hanya bumbu bumbu dapur saja yang membuat lidah bertekuk lutut (emang lidah punya lutut ya? Hehehe) tetapi rasa asam dari serutan mangga ini juga membuat lidah bergoyang cha cha cha…

Dan dalam perjalanan pulang aku pun terbayang-bayang masa kecil dulu dimana mulutku belepotan warna hitam setelah menyantap hidangan ini dan aku pun tersenyum sendiri… Ternyata tendangan si cumi menghantam memoriku juga.

Catatan : Lombok Ijo sedang mencari lokasi baru, jadi tidak buka.