Tempat makan ini cukup unik, hanya mengambil salah satu menu yang di sajikan sebagai nama tempatnya. Cukup sederhana : Rujak Cingur. Entah pemiliknya tidak mau repot dengan pemilihan nama atau bagaimana, tetapi tempat ini cukup terkenal di kalangan warga kota Surabaya.

Menempati salah satu sudut di lantai II pusat perbelanjaan yang sudah eksis dari jaman aku masih sekolah dulu (duhh keliatan tua gue hihihi), tempat yang satu ini sangat ramai dkunjungi oleh penggemar makanan asli khas Jawa Timuran ini. Bahkan pada saat kunjunganku ke rumah makan ini, hanya tersisa satu meja dengan kapasitas 4 kursi. Pengunjung datang silih berganti, dan tentu saja pramusajinya mondar-mandir tak henti mengantar makanan dan mengangkat piring yang kosong.

 

Tak heran jika pengunjung di tempat makan ini cukup ramai, rasa dari makanan yang dijualnya enak tenan. Pilihan rujak ada beberapa macam, rujak polos, rujak cingur, rujak gobet serta lontong mie. Menurut aku, bumbu utama untuk menjadikan rujak terasa nikmat disantap adalah petis dan sepertinya pemilik tempat ini menggunakan petis yang pas, tidak berbau amis dan tidak terlalu menyengat sehingga bumbu yang berpadu dengan buah dan sayur terasa nikmat.

Untuk rujak gobetnya juga berasa segar. Potongan kecil buah mentimun, nanas serta buah lainnya yang diiris tipis – tipis (di gobet, menurut istilah Jawa Timuran) disiram dengan bumbu yang encer. Pilihan tingkat kepedasan ditanyakan pada saat memesan, mau pedas, sedang atau tidak, sesuai selera pemesan. Jangan kuatir, untuk menikmati rujak ini krupuk kampung tersedia juga disini, tinggal bilang ke pramusajinya, mau berapa banyak.

Sedangkan untuk menuntaskan kenikmatan menyantap rujak, di tempat makan ini tersedia juga aneka minuman. Saat itu kita memesan es kelapa muda dan es blewah. Sempat takjub juga, di tempat ini bisa menyajikan es blewah di kala tidak sedang musimnya.

Mau mencoba hidangan dengan bumbu berwarna gelap ini ?

Rujak Cingur, Lt. II No. 104 Plaza Surabaya, Jl. Pemuda – Surabaya. Telp 031-5315088 Ext. 3608

Sampai jumpa di petualangan lidah berikutnya

Regards, Plux