Menapakkan kaki di tempat ini serasa masuk dalam sebuah film. Betapa tidak hamparan bukit terpampang di depan mata sementara di seberang nampak dermaga yang tentu saja bertaburan dengan perahu-perahu dengan atributnya. Ada perahu yang memang dikhususkan untuk mengangkut penumpang, tetapi jumlahnya kalah banyak dengan perahu yang difungsikan untuk menangkap ikan.

Nama tempat ini Tai O, kurang lebih ditempuh dalam waktu satu jam dari terminal Tung Chung yang terkenal dengan pusat perbelanjaan yang menawarkan diskon besar – besaran untuk branded item. Untuk mencapai tempat ini cukup menuju ke pangkalan bus No. 11 (apakah masih sama nomornya atau tidak, silahkan di periksa kembali) dengan rute : Tung Chung – Tai O.

Di sepanjang perjalanan kita disuguhi pemandangan yang cukup mengesankan. Jalanan naik turun dan berliku menjadikan tempat ini layak untuk di jadikan tempat tujuan wisata. Tak salah jika kemudian Tai O dijadikan sebagai salah satu pusat wisata oleh pemerintah Hongkong dengan menyandang gelar : Fishing Village.

Tempatnya tentu saja sesuai dengan julukam namanya, dikelilingi oleh air disekitarnya. Deretan rumah terapung juga menjadi pemandangan yang sayang untuk di lewatkan begitu saja. Memasuki jalan kecil menuju pusat keramaian, kita di suguhi dengan pemandangan berderet lapak-lapak yang menjajakan barang dagangannya, ada hasil laut kering (basah alias fresh juga ada) dan barang danganan lainnya.

Oyster Panggang

Lantas, makanan apa sih yang jangan sampai di lewatkan? Hmmm… diantara beberapa rumah makan kecil yang ada di sepanjang jalan yang dilalui pengunjung, ada satu tempat makan yang benar-benar menarik perhatianku. Entah namanya apa, yang jelas tempat ini pada saat kunjunganku ke sana beberapa saat silam adalah satu-satunya tempat makan yang menyajikan aneka bakar-bakaran hasil laut.

Ada cumi bakar, udang bakar dan tentu saja yang membuat aku ngiler adalah oyster bakar. Dari aroma yang ditimbulkan sudah merangsang indra penciuman, apalagi setelah didekati dan indra penglihatan berkolaborasi dengan indra penciuman mengakibatkan indra pencecap ingin segera merasakan nikmatnya. Tak ayal nafsu makan pun tak terbendung lagi.

Segera aku memesan oyster bakar yang di lapisi keju dan bumbu-bumbu diatasnya. Aromanya benar-benar merangsang, dan ketika hidangan ini aku santap, hmm… bukan bermaksud melebih-lebihkan memang hidangan ini sangat layak untuk di santap, alias masuk dalam kategori bintang lima : Highly Recommended.

Irisan ham kecil-kecil ditambahkan dalam hidangan ini. Tekstur dagingnya juga lembut dan tentu saja mak nyessss ketika sampai di lidah. Rasanya seolah-olah mengalihkan perhatian sejenak dari pemandangan di sekitarnya. Satu Oyster pun ludes dalam waktu sekejab digantikan dengan satu yang baru diangkat dari tempat panggangan. Sementara di luar terlihat beberapa turis menyantap hidangan ini sambil berdiri dan berbincang dengan temannya.



Selain oyster ada lagi kue yang khas di tempat wisata ini. Entah namanya apa, tapi terletak masuk lebih kedalam lagi. Kue ini dibuat pada saat kita memesannya, sehingga kue yang di serahkan adalah benar-benar baru diangkat dari cetakannya. Rasanya seperti kue bolu tapi lebih garing dengan tekstur empuk didalamnya. Lagi – lagi rasanya pas di lidah.

Tai O tak hanya memanjakan mata para pengunjungnyaetapi juga lidah yang menyantap hidangannya. Hmmm… Tai O, wish I can come back here again some day.

Tai O, Hong Kong.

Regards, Plux