Tak jarang dikala perut lapar di saat larut malam dan rumah makan sudah banyak yang tutup, aku pun mengarahkan laju kendaraan ke arah Kota, disana sederet rumah makan masih dengan senang hai melayani para tamunya yang kelaparan.

Seperti malam itu jam hampir menunjuk angka 10 malam dan sesuai dengan tempat yang disepakati aku menculik Nyi Dch beserta aki untuk menyantap hidangan ini, bubur dengan segala macam piranti pendukungnya.

Di tempat yang bernama Kam Seng ini tersedia beraneka bubur, mulai dari bubur polos sampai dengan bubur kepiting. Biasanya aku pesan bubur polos dan telor asin serta tahu goreng plus cakwee sebagai aksesorisnya

Telor asin disini agak berbeda dengan yang kebanyakan beredar di pasaran, yang jelas rasanya enak karena kuning telornya berasa masir sementara kalau kita beli di luar terkadang seperti menebak – nebak buah manggis, ini masir gak ya?

Tahu gorengnya disajikan dalam potongan miring atau diagonal sementara cakweenya di sajikan sudah dalam potongan kecil – kecil.

Untuk menyantap hidangan ini disediakan mangkok kecil, nah paling enak membuat kreasi sendiri dengan mencampur sedikit sedikit hidangan pendamping ke dalam bubur. Biasanya aku membenamkan cakue dan teman – temannya, rasanya hmmmm….

Aneka sayur pun tersedia di sini, seperti pokcay dan juga sawi asin yang berasa renyah ketika digigit. Untuk pelayanannya sendiri tergolong cepat. Yang membedakan bubur disini dengan yang lain adalah tekstur buburnya yang halus dan rasanya gurih.

Kam Seng terletak di Jl. Mangga Besar I tak jauh dari Hotel Jayakarta di bilangan Kota. Entah mereka tutupnya jam berapa, yang jelas setiap aku kesana hingga jam 1 pagi rumah makan ini masih buka, sepertinya mereka buka 24 jam, wow.

Sampai jumpa di petualangan lidah berikutnya

Regards, Plux