Michelle, my belle. These are words that go together well, My Michelle…

Lagu ini mengalun dengan merdu, terdengar dari speaker dengan kualitas ciamik terasa menambah suasana jadi bertambah romantis. Dan suasana makan menjadi lebih berkesan ditemani alunan musik berikutnya yang pas untuk di dengar sambil menikmati hidangan.

Lantai kayu yang ditata dengan jarak tertentu dan ruangan full kaca adalah paduan interior yang manis untuk dipandang. Kursi dengan desain sederhana tapi menarik dipadukan dengan meja dari kayu melengkapi interior tempat makan yang bernama Portico ini.

Setiap berkunjung ke rumah makan yang menempati salah satu sudut di Senayan City ini aku selalu memesan menu kesukaanku, roasted chicken. Sayangnya baru kali ini membawa kamera sehingga acara jeprat jepret pun bisa di lakukan.

Tak berselang lama datanglah minuman yang kita pesan, segelas martini dan es teh manis. Dan menu utama pun di sajikan selang beberapa menit berikutnya. Seporsi oven roasted chicken dan sandwich yang dipotong menjadi 2 bagian.

Letuce dan potato wedges menemani ayam yang di panggang dengan bumbu-bumbu pilihan. Sementara saos jamur menjadi pelengkap untuk menikmati hidangan ini. Ketika di iris daging ayam yang di sajikan ½ ekor ini terasa empuk sekali. Daging berwarna putih matang dan terasa nikmat dengan olesan saus.

Demikian pula sandwischnya berasa pas di lidah. Irisan jamur di padu dengan potongan daging ayam dengan campuran entah saus apa namanya menjadikan lidah menari-nari. Daging ayam nya juga berasa empuk dan jamur yang di iris tipis – tipis juga di masak dengan tingkat kematangan yang pas.

Menilik dari rasa yang di hasilkan dari dapur tempat makan ini, tak heran kiranya jika pengunjung selalu datang dan pergi, hampir tak pernah sepi. Dan ketika melangkahkan kaki keluar dari tempat ini, kembali alunan musik terdengar mengalun dengan merdunya.

Portico, Senayan City, Panin Tower Level Ground, Jakarta

Sampai jumpa di petualangan lidah berikutnya.

Regards, Plux