Satu hal yang kerap tidak kita dapatkan saat menikmati kuliner autentik Indonesia adalah: suasana nyaman. Anda mungkin harus makan di pinggir jalan, di atas selokan, di tengah kepulan asap, debu, atau kepanasan demi menikmati kuliner autentik Indonesia yang ngangeni itu. Namun, di resto Rasa Rasa, Anda bisa menikmati kuliner autentik Indonesia di tengah suasana nyaman.

Resto Rasa Rasa, dok. Natya

Aneka Sambal – Resto Rasa Rasa, dok. Natya

Resto yang berdiri pada 12 Juni 2017 ini terdiri atas tiga lantai. Lantai satu dan dua untuk pengunjung reguler, sedangkan lantai tiga bisa dipesan untuk private event dengan kapasitas delapan puluh orang. Tersedia televisi layar datar di setiap lantai dan live music akustik setiap malam Minggu. Interior ruangan yang cantik membuat resto ini digunakan oleh banyak pengunjung untuk swafoto.

Ikan bakar sambal dabu-dabu – Resto Rasa Rasa, dok. Natya

Sambal Roa – Resto Rasa Rasa, dok. Natya

Nasi goreng buntut – Resto Rasa Rasa, dok. Natya

Sop Buntut Sapi – Resto Rasa Rasa, dok. Natya

Nasi Uduk Betawi – Resto Rasa Rasa, dok. Natya

Nasi Campur – Resto Rasa Rasa, dok. Natya

Ayam Goreng Pandan – Resto Rasa Rasa, dok. Natya

Tahu Goreng Isi – Resto Rasa Rasa, dok. Natya

Es Cendol Gula Jawa – Resto Rasa Rasa, dok. Natya

Menu andalan di resto yang digawangi oleh Chef Andry ini adalah ikan bakar sambal dabu-dabu. Rasa Rasa juga menyediakan sembilan macam sambal: tomat, roa, ijo, terasi, cumi, tempe, kecombrang, kecap, dan matah. Sambal roa-nya dihidangkan dengan tingkat kepedasan sedang, dengan sensasi aroma ikan roa asap yang nikmat, begitu pun dengan sambal terasinya yang pas di lidah.

Selain kuliner Manado di atas, tersedia pula rawon, tempe mendoan, tahu dan tempe bacem, nasi liwet, mi goreng bumbu rendang, nasi goreng hijau ikan asin, sampai lontong sayur betawi. Cukup beragam.

Rasa Rasa, Indonesian Cuisine, Jl. Panjang Blok HI No. 8, Kebun Jeruk, Jakarta Barat 11530. Telp.: (021) 53654405

Jam buka:
Weekday 10.00 s.d 21.30 WIB
Weekend 10.00 s.d 22.00 WIB

Sampai jumpa di petualangan lidah berikutnya.

Salam,
Natya