Kita sudah terbiasa melihat plastik sekali pakai (populer dengan sebutan kantong kresek) digunakan untuk wadah makanan. Dari bakso kuah panas, gorengan, sampai bubur ayam. Kantong kresek juga banyak digunakan untuk membungkus daging, ikan, dan bahan baku pangan lain. Praktis dan ekonomis.

Namun, berdasarkan Penjelasan Publik Kantong Plastik Kresek yang dikeluarkan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) RI tertanggal 2 Agustus 2019, bahwa kantong plastik kresek sebaiknya tidak digunakan untuk wadah makanan siap santap atau wadah bahan baku pangan seperti daging dan ikan. Di bawah ini adalah empat poin penjelasan Badan POM RI terkait kantong plastik kresek:

  1. Sebagian besar kantong plastik kresek merupakan hasil daur ulang plastik.
  2. Plastik daur ulang tersebut umumnya berasal dari limbah wadah bekas produk pangan, bahan kimia, pestisida, kotoran hewan atau manusia, dll. Dalam proses pembuatan juga menggunakan bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan.
  3. Dihimbau untuk tidak menggunakan kantong plastik kresek daur ulang untuk mewadahi langsung berbagai jenis bahan baku pangan misalnya daging, ikan, dll, serta berbagai jenis makanan siap santap.
  4. Jenis bahan plastik yang relatif aman digunakan untuk makanan: HDPE, LDPE, Polietilen Tereftalat (PET), dan Polipropilen (PP) dan yang mencantumkan logo tara pangan berupa simbol berbentuk gelas dan garpu serta memperhatikan petunjuk penggunaan dari produsen.

Penggunaan plastik sebagai wadah makanan dan minuman relatif aman asal menggunakan plastik yang memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) dan memilih jenis plastik yang tepat. Sebelum membeli, perhatikan kode daur ulang atau RIC (Resin Identification Code) dan logo tara pangan yang biasanya tercantum pada bagian bawah wadah plastik.

Berikut adalah panduan memahami kode daur ulang dan logo tara pangan pada wadah plastik:

PET / PETE (Polyethylene Terephthalate atau Polietilena Tereftalat)

  • Hanya untuk sekali pakai.
  • Bahan berwarna jernih, kuat, tahan pelarut, serta kedap gas dan air.
  • Plastik dengan kode ini tidak boleh digunakan berulang kali atau diisi pangan atau cairan dengan suhu di atas 600
  • Contoh: botol air mineral, gelas minuman dingin, botol sambal.

 

HDPE (High Density Polyethylene atau Polietilena Berdensitas Tinggi)

  • Hanya untuk sekali pakai.
  • Bahan bersifat keras hingga semifleksibel, permukaan berlilin, buram, mudah diwarnai, dan memiliki ketahanan terhadap kelembapan serta bahan kimia.
  • Melunak pada suhu 750
  • Contoh: botol susu cair, tutup botol plastik.

 

PVC (Polyvinyl Chloride atau Polivinil Klorida)

  • Hindari untuk penggunaan wadah makanan dan minuman terutama yang panas, berminyak/berlemak, atau mengandung alkohol. Dalam pembuatan PVC ditambahkan berbagai bahan tambahan termasuk DEHA (dietil heksil adipat) yang bisa bereaksi dengan makanan dan minuman pada suhu 150 Celcius, berpotensi berbahaya untuk hati, ginjal, dan penurunan berat badan.
  • Ada 2 jenis PVC:
    • PVC diplastisasi (lunak) yang bersifat: lunak, dapat dikerutkan, jernih. Contoh: cling wrap.
    • PVC kaku – semi kaku yang bersifat: kuat, keras, jernih, bentuk dapat diubah dengan pelarut, melunak pada suhu 800 Contoh: baki, botol minyak sayur, plastik mika.
  • Sulit didaur ulang.

 

LDPE (Low Density Polyethylene atau Polietilena Berdensitas Rendah)

  • Relatif aman untuk kemasan makanan, kecuali yang berupa plastik daur ulang (kresek berwarna).
  • Jangan gunakan untuk mengukus atau mewadahi makanan panas.
  • Bersifat kuat, fleksibel, tidak jernih tetapi tembus cahaya.
  • Melunak pada suhu 700
  • Contoh: kantong roti, kantong kresek daur ulang berwarna.

 

PP (Polypropylene atau Polipropilena)

  • Relatif aman untuk wadah makanan dan minuman dibanding jenis plastik yang lain karena tahan terhadap bahan kimia dan memiliki titik leleh yang tinggi.
  • Bahan bersifat keras, fleksibel, permukaan berlilin, tidak jernih tetapi tembus cahaya.
  • Melunak pada suhu 1400
  • Tahan terhadap bahan kimia, suhu panas, dan minyak.
  • Contoh: sedotan, kotak bekal makanan.

 

PS (Polystyrene atau Polistirena)

  • Hindari untuk wadah makanan dan minuman karena monomer stirena (polistirena adalah hasil polimerisasi dari monomer stirena) dapat bermigrasi ke dalam makanan dan minuman bila terkena suhu atau tekanan tinggi, atau kontak dengan pangan panas/asam/ berlemak/berminyak. Monomer stirena bersifat karsinogenik atau menyebabkan kanker.
  • Polistirena ada dua macam:
    • Polistirena kaku, bersifat: kaku, getas, melunak pada suhu 950 Contoh: sendok dan garpu plastik.
    • Polistirena busa (styrofoam), bersifat: lunak, getas, seperti busa, dan biasanya berwarna putih. Contoh: piring, mangkok, gelas.
  • Polistirena bersifat terpengaruh lemak dan pelarut (seperti alkohol).

 

Other

Jenis plastik selain nomor 1 sampai 6, pada umumnya terdiri atas:

  • SAN (styrene acrylonitrile) yang bersifat kaku, kuat, dan tahan terhadap suhu dan reaksi kimia. Contoh: sikat gigi, alat makan, mangkuk mikser.
  • ABS (acrylonitrile butadiene styrene) yang bersifat kuat, kaku, dan tahan panas. Contoh: mainan anak, pipa.
  • PC (polycarbonate) yang bersifat keras, jernih, stabil secara termal. Contoh: galon air minum atau botol minum. Perlu diwaspadai adanya sisa bahan dasar bisphenol-A atau BPA yang dapat menyebabkan gangguan pada sistem endokrin.
  • Nylon (polyamide) biasanya digunakan pada plastik vakum atau bahan tekstil.

Mengacu poin keempat penjelasan BPOM RI di atas, maka jenis plastik yang relatif aman untuk wadah makanan dan minuman adalah plastik dengan kode daur ulang 1, 2, 4, dan 5.

Selain kode daur ulang, masih ada logo tara pangan dan beberapa simbol berikut:

 Simbol Food Grade atau Logo Tara Pangan

  • Aman untuk wadah makanan dan minuman. Tidak aman digunakan untuk makanan dan minuman jika gambar gelas dan garpu dicoret.

 

Simbol Freezer Save atau Gambar Bunga Salju

  • Wadah aman digunakan menyimpan makanan dan minuman pada suhu dingin atau beku. Namun, jangan gunakan dalam kulkas jika gambar bunga salju dicoret.

 

Simbol Microwave Save atau Garis Bergelombang

  • Wadah aman digunakan di dalam microwave karena tahan terhadap suhu tinggi.

 

Referensi:

Sumber buku:

Anam, F. et al. (2019). Yuk, Kurangi Pemakaian Plastik: Bahaya Plastik untuk Kita dan Makhluk Hidup Lainnya. Solo: Tiga Ananda.

 

Sumber internet:

https://pom.go.id/new/view/more/klarifikasi/101/PENJELASAN-PUBLIK-KANTONG-PLASTIK-KRESEK-.html  (diakses Juli 2020).

http://sib3pop.menlhk.go.id/uploads/Brosur/Leaflet-Kemasan-Pangan.pdf  (diakses Juli 2020)

http://ik.pom.go.id/v2016/qa/bahaya-styrofoam-sebagai-wadah-makanan-dan-minuman  (diakses Juli 2020).

https://badungkab.go.id/instansi/dislhk/baca-artikel/144/JenisJenis-Plastik.html (diakses Juli 2020).

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132319831/pengabdian/bahaya-plastik-kesehatan.pdf (diakses Juli 2020).

Sampai jumpa di liputan berikutnya

Regards,

Natya